70 Fasilitator Guru Dilatih, Untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah
Ruangjambi.com, Jambi – Untuk mengimplementasikan program peningkatan mutu pendidikan dasar di Provinsi Jambi, Tanoto Foundation melatih 70 fasilitator daerah dari Kabupaten Tebo, Sarolangun dan fasilitator lokal Program STEP yang berasal dari Kabupaten Damasraya dan Solok Sumatera Barat, Senin, (2/12/2019).
Para peserta yang disebut fasilitator daerah tersebut merupakan guru SD, MI, MTs, SMP, kepala sekolah dan pengawas dari kabupaten mitra seperti Tebo. Adapun peserta dari Kab. Sarolangun merupakan Kabupaten diseminasi Program PINTAR Tanoto Foundation yang pendanaannya berasal dari APBD Kabupaten Sarolangun.
”Para fasilitator ini adalah yang terpilih dan konsisten dalam menerapkan pembelajaran aktif, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca di instansinya. Mereka dipersiapkan untuk melatih dan mendampingi SD dan MI serta SMP dan MTs di Kabupaten mitra yaitu Tebo, dan Kabupaten Diseminasi, yaitu Sarolangun,” kata Medi Yusva, Provincial Coordinator Tanoto Foundation Jambi di sela-sela acara.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sarolangun, Helmi, S.H, M.H, dalam sambutannya menyebut dalam era modern seperti sekarang ini peran guru tidak bisa hanya memberi informasi dengan metode ceramah.
“Guru harus bisa memfasilitasi siswa untuk belajar aktif dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, bekerja sama, berkreasi, dan mengkomunikasikan gagasannya,” tukasnya pada peserta pelatihan.
Menurutnya, pelatihan Tanoto Foundation yang dilaksanakan dengan pendekatan belajar aktif menjadi model bagi guru dalam memfasilitasi di kelas.
“Yang terpenting adalah hasil pelatihan ini harus secara konsisten dan berkelanjutan kita terapkan di sekolah dan madrasah,” katanya lagi.
Sementara Fitria Hima Mahligai, Training Specialist Sekolah Dasar Tanoto Foundation, mengatakan selama empat hari, peserta dilatih dalam mengembangkan pembelajaran aktif yang memfasilitasi siswa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, pengelolaan lingkungan belajar, mengembangkan budaya baca, manajemen yang mendukung keberhasilan pembelajaran, melibatkan peran serta masyarakat, dan teknik memfasilitasi dan mendampingi yang efektif.
“Peserta juga akan mempraktikkan hasil pelatihan ini di sekolah. Mereka juga melakukan refleksi mengajar untuk membahas keberhasilan pembelajaran dan hal-hal yang perlu diperbaiki agar peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan secara berkelanjutan,” jelasnya kepada peserta.
Selain Tebo dan Sarolangun, ada tiga kabupaten yang sudah mendapat manfaat program ini, yaitu Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur dan Batang Hari. Di tiga daerah tersebut sudah banyak perubahan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru, mulai dari aspek pembelajaran, manajemen sekolah, budaya baca, hingga melibatkan peran serta masyarakat untuk memajukan sekolah. (Tim)