Pengaruh Gadget Terhadap Pendidikan Agama Anak

RuangJambi, Yogyakarta – Dewasa ini pengaruh gadget terhadap perkembangan anak tidak dapat dihindari. Adanya gadget dan koneksi internet sudah menjadi kebutuhan primer. Dulu fungsi HP hanya untuk sebatas komunikasi namun lambat laut fungsi HP atau yang saat ini lebih dikenal dengan smart phone  berkembang menjadi media hiburan bahkan menjadi sebuah ketergantungan.  Pengaruh gadget terhadap perkembangan anak zaman sekarang memiliki dampak positif dan dampak negatif. Namun yang lebih sering diulas adalah dampak negatifnya. Berbagai dampak negatif dari gadget  sudah terlalu banyak diperbincangkan, bahkan diberbagai media sosial disuarakan bahwa pengaruh gadget terhadap anak antara lain bahaya radiasi, kecanduan, hambatan terhadap perkembangan motorik, gangguan tidur, pengaruh tayangan.

Radiasi gadget berpengaruh terhadap mata anak karena menyebabkan mata menjadi minus sehingga sang anak harus menggunakan kaca mata sebelum waktunya, dan juga radiasi pada gadget bisa berpengaruh pada otak anak sehingga anak menjadi malas untuk berfikir bahkan bisa menyebabkan pusing.

Seorang anak bisa menjadi kecanduan terhadap gadget karena bisa memuaskan hati seorang anak, ada banyak hal yang bisa membuat anak tersebut kecanduan karena adanya berbagai macam jenis game, berbagai video di youtube, sehingga sang anak mengira hanya gadget yang mampu memuaskan hatinya karena anak tersebut jarang bermain dengan teman sebayanya.

Gadget pun membuat perkembangan motorik menjadi terhambat, karena dengan gadget anak menjadi malas bergerak, sehingga tidak bisa melakukan aktifitas lainnya seperti motorik halus yakni menulis,menggambar,dll dan juga malas melakukan kegiatan motorik kasar seperti berlari, melompat, dan olahraga lainnya, sehingga gadget menyebabkan badan menjadi gemuk karena jarangnya bergerak.

Gadget menyebabkan gangguan tidur pada anak karena gadget membuat anak menjadi asik sendiri dengan gadgetnya sehingga walau pun sang anak mengantuk tetapi ia tetap memaksakan diri untuk bermain gadget. Selain itu pengaruh tayangan yang dapat di search secara bebas juga berdampak negatif bagi anak. Tayangan yang tidak didampingi orangtua dapat membuat anak memilih tayangannya sendiri bahkan tayangan yang tidak pantas untuk seumurannya.

Adanya berbagai konflik dan dampak negatif dari penggunaan gadget memang tidak bisa dihindari. Gadget sendiri juga hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai bentuk perkembangan teknologi. Gadget sendiri merupakan kebutuhan dalam komunikasi yang lebih efisien dibandingkan hanya dengan menggunakan telpon biasa. Orangtua yang bijak seharusnya bisa lebih selektif dalam penggunaan gadget dan perlu pendampingan khusus untuk anak.

Seperti yang telah dijelaskan dalam paragraph sebelumnya bahwa gadget sendiri merupakan bentuk dari perkembangan teknologi sehingga anak-anak zaman sekarang pun memang harus dipersiapkan untuk perkembangan teknologi masa kini. Anak yang sama sekali tidak tau menau soal gadget juga akan merasa tertinggal jauh dibandingkan teman-temannya yang hampir setiap hari bermain dengan gadgetnya. Maka disinilah perlunya orangtua menanamkan nilai-nilai agama dari gadget itu sendiri.

Meskipun sangat banyak dampak negatif dari gadget tapi ada juga dampak positifnya. Dampak positif gadget bagi perkembangan anak adalah dapat dijadikan sebagai sarana belajar dan memahami nilai-nilai agama. Kita sama-sama tau bahwa gadget sangat lekat dengan kehidupan kita, bahkan bagi kehidupan anak-anak jaman sekarang. Mengapa tidak kita manfaatkan saja hal itu sebagai sarana pendidikan agama? Anak tentu akan lebih menyukai cara itu dibandingkan dengan cara tradisional (mengingat perkembangan jaman sekarang).

Pemanfaatan gadget untuk pendidikan agama anak bisa dimulai dengan memutarkan video-video tentang kisah-kisah Rasul, belajar huruf hijaiyah, belajar hafalan ayat-ayat pendek, bernyanyi tentang lagu-lagu keislaman, dan lain sebagainya. Selain belajar agama, anak tentu juga dapat belajar hal lain yang lebih luas karena semua hal tentu bisa dengan sangat mudah ditemukan di google atau dimedia sejenisnya.

Pemanfaatan positif dari gadget tentunya tidak luput dari pendampingan orangtua. Orangtua yang cerdas tentu dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk pengembangan edukasi anaknya. Penyaringan informasi dan tontonan anak tentunya harus dikontrol secara ketat. Usia anak 3-5 tahun dapat dikatakan usia keemasan (golden age), anak akan mudah menyerap informasi yang dilihat dan didengar dari orang-orang sekitar, atau dari tontonan-tontonan yang ada di youtube.

Perubahan teknologi saat ini memang menuntut orangtua dan anak berinteraksi menggunakan gadget, namun masalah lain yang timbul adalah tidak semua orangtua dapat mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan gadget. Kebanyakan orangtua sibuk bekerja dan anak dibiarkan sibuk sendiri dengan gadgetnya atau semua aktivitas anak diserahkan pada asisten rumah tangga.

Solusi untuk orangtua yang berkarir adalah dengan cara membatasi aplikasi apa saja yang dapat didowload oleh anak. Selain itu orangtua juga harus mngontrol story research yang ada pada gadget, atau menyediakan langsung aplikasi yang mendidik seperti game anak sholeh, atau bacaan-bacaan Al-Qur’an.

 

Penulis: Tria Widyantari S.Sos, Mahasiswi Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam

UIN Sunan Kalijaga

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *